Jumat, 15 Januari 2016

JIKA SESUATU TERJADI TAK SESUAI KEHENDAK KITA


       “Maaf bu, bapak ada rapat mendadak. Meeting hari ini ditunda.” Suara halus seorang perempuan muda menyapa disebrang sana melalui sambungan smartphone. Lebut  memang suaranya tapi tetap saja membuat hatiku kesal dengan pembatalan mendadak ini.
       Hanya tinggal beberapa menit saja aku sampai  Sarinah, tempat disepakatinya meeting hari ini. Puluhan kilo meter aku tempuh untuk menepati janji dengan relasi bisnisku, dengan ringannya dia membatalkan. Aku meruntuk dalam hati. Kesal luar biasa. Kalau mau membatalkan kenapa tidak dari sebelum aku berangkat? Runtukku. Dia kan tahu kantorku jauh dari pusat kota Jakarta. Aku menggerutu panjang lebar. Aku memutar balik di bundaran HI dengan hati jengkel. Belum lagi meninggalkan bundaran HI, tiba-tiba ku dengar suara DUAAR, seperti bunyi petasan tapi lebih besar. Entahlah.
      Beberapa menit kemudian dari radio yang selalu  menemaniku disepanjang perjalanan, terjadi bom bunuh diri di seputaran Sarinah. Gusti, seketika aku lemas. Penyiar menyebutkan sebuah restoran yang sedianya akan kami jadikan tempat meeting dengan relasi ku, dijadikan tempat bersembunyinya teroris.
Terimakasi ya Allah…