Di stasiun pemberhentian akhir,
suatu pagi, seorang gadis belia menatap tajam penuh kekesalan kearah saya, saya
perkirakan usianya baru dua puluhan. Ya lumayan labil pikir saya. Lumrah batin
saya memaafkan. Karena senggolan tak sengaja yang terjadi dipintu keluar kereta
ia demikian kesalnya, harusnya lumrah kejadian senggolan diarea public yang
disesaki begitu banyak orang. Tapi ya sudahlah, mungkin karena ia muda dan
sedang tak enak hati. Opps, ternyata perkiraan saya meleset. Dipintu keluar
stasiun saya bertemu keributan kecil antara seorang bapak dengan ibu yang
usianya tak lagi muda. Juga karena sebab
sepele yang mustinya tak patut dijadikan sebab keributan, ya, senggolan yang
sepertinya tak disengaja oleh salah satu dari mereka.
Kalau kita saksikan berbagai
peristiwa yang terjadi disekitar kita, baik dari media social, audio visual
atau langsung on the spot, begitu mudahnya orang tersulut emosi, mudah sekali
seseorang tersinggung karena hal-hal sepele dan tak penting. Kemarahan yang disebabkan hal-hal sepele
itulah salah satu penyebab STRES yang melanda seseorang. Sehingga menyebabkan hilangnya ketenangan dan kenyamanan dalam hidup. Kalau sudah tak lagi tenang dan
nyaman, maka SUKSESpun enggan mendekati kita.
Lalu mengapa kita begitu mudah
tersulut emosi??? Tidak tua, tidak juga yang muda, bahkan anak yang masih belia
juga begitu mudah tersulut emosi.
Jawabannya adalah karena ALLAH
SWT tidak ada dihati mereka, tidak ada disini (tunjuk dada Anda). Ah, tapi saya
tidak pernah meninggalkan sholat 5 waktu kok, bahkan saya juga melaksanakan
sholat-sholat sunnah lainnya. Saya sudah pergi haji, saya berangkat UMROH
setiap bulan, mana mungkin Allah tak ada dihati.
Bisa jadi Anda rajin beribdah ini
itu, melaksanakan sunnah ini itu, tapi itu ssemua Anda lakukan hanya sebagai
penggugur kewajiban saja. Ibadah hanya sebagai kegiatan ritual saja. Pantas
saja kalau Allah tak hadir dalam hati Anda.
Allah SWT tak hadir dihati karena
kita tak mengenalnya dengan baik.
Mau tahu cirri-ciri orang yang
mengenal Allah dengan baik??? Nih, beberapa cirri seorang hamba yang mengenal
Allah SWT dengan baik:
1. Tidak
Mudah Marah
Sepanjang hari ini berapa kali Anda marah??? (jawab
dengan jujur ya), kita mulai dari bangun tidur, saat menjumpai putra-putri Anda
tak juga bangun padahal subuh sudah bergeser semakin siang, atau suami (bagi
perempuan) Anda tak segera memanaskan kendaraan padahal Anda sudah nyaris terlambat berangkat kantor, atau baju
dinas Anda belum disetrikakan istri Anda padahal pagi ini harus sampai dikantor
lebih pagi. Dan sebab-sebab lainnya yang menyulut kemarahan
Anda. Tak sedikit dari kita yang
mewarnai paginya dengan kemarahan-kemarahan. Keluar sedikit dari rumah ketemu
kendala lagi, marah lagi. Di kantor bertemu rekan kerja yang mengesalkan, marah
lagi.
Orang yang
sering marah adalah ciri orang yang tak mengenal Tuhannya. Anda menjadi tak
mudah menerima kesalahan orang lain.
Salah satu sifat
Allah SWT adalah Rahman dan Rahim (kasih
dan sayang), maka orang yang mengenal Allah SWT adalah yang hatinya dipenuhi
kasih dan sayang, yang tidak mudah marah karena sebab- sebab sepele.
2. Tidak
mudah Bersedih
Disatu kelas
sseminar, saya menjumpai seorang gadis, usianya baru menjelang 28 tahun. Saya
menatapnya tajam saat ia bertanya. Wajah cantiknya tertutup awan hitam kelam.
Beliau jadi Nampak 15 tahun lebih dewasa dari usia sebenarnya. “setelah seminar
ini selesai temui saya ya, saya akan menerapi mbak.” Kata saya demi melihat
beban hidup yang memudarkan cahaya diwajahnya. Benar saja, saat sessi khusus
itu sayamemperoleh jawaban dari kecurigaan saya. Sebab dari kesedihannya yang berkepanjangan.
Bahkan cahaya
Allah enggan bersinar diwajah seseorang kalau kita terus menerus bersedih.
RAHASIA SEORANG YANG MENGENAL ALLAH adalah yang selalu mengatakan:
“jangan takut
dan jangan sedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”
Apa yang
disedihkan padahal Allah telah menjamin hidup kita. Bagi orang yang hatinya
dipenuhi dengan Allah SWT maka tak ada alasan untuk bersedih, kecuali sedih
karena lalai terhadap perintah Allah.
3. Tidak
mudah berkeluh Kesah
“aduh bayaran
anak naik lagi….” Keluh seorang ibu disebuah forum pengajian kepada rekannya.
“ibu mending
Cuma bayaran anak yang naik, aku parah lagi, suamiku baru aja kena PHK. Pusing
jadinya.
Atau di status
dijejaring social saya mendapati status:
“Tuhaaan.. berat
nian hidupku, gaji pas-pasan, kebutuhan hidup gila-gilaan.”
Mengeluh tak
akan menyelesaikan masalah, bahkan makin menjauhkan Allah dari hati kita. Kalau
Allah sudah menjauh, bagaimana kebahagiaan akan mendekat???
Latihan ringan
ini semoga bisa membantu Anda mengurangi keluh kesah:
Tetapkan sepuluh
menit kedepan, mendelet (menghapus)
kata-kata dengan unsur keluh kesah dalam percakapan kita, seperti: aduuuuh,
yaaaah,
Jika anda berhasil
melewatinya dalam sepuluh menit pertama itu, lanjutkanlah dengan 10 menit
berikutnya, lanjutkan lagi dan lagi sampai Anda merasakan berkurangnya keluhan
dari hari ke hari.
4. Tak
mudah menyalahkan keadaan
“Dolar naik lagiiiii…
coba aku ga milih presiden yang ini,”
“hujan lagi..
hujan lagi, sepi deh jualannya.”
“gara-gara dia
bisnisku hancur….”
“gara-gara
suami/istri nih, urusan jadi kacau..”
Dan banyak lagi
versi menyalahkan yang sering terlontar dari si tukang menyalahkan keadaan. Dimatanya
penyebab kesialannya, ketidak beruntungannya adalah faktor diluar dirinya.
Jadi, kalau kita
masih sering menyalahkan orang diluar diri kita, atau keadaan diluar kita maka
itu artinya kita belum mengenal Allah SWT, yang memberikan beban kepada
hambaNYA sesuai dengan kemapuan hambaNYA tersebut.
Buang keluh
kesah dan segera sambut kehadiran ALLAH SWT dihati Anda.
Semoga
bermanfaat
BE THE BEST
PERSON