Rabu, 04 Maret 2015

TAUKAH ANDA MENGAPA KITA BEGITU MUDAH STRESS????



Di stasiun pemberhentian akhir, suatu pagi, seorang gadis belia menatap tajam penuh kekesalan kearah saya, saya perkirakan usianya baru dua puluhan. Ya lumayan labil pikir saya. Lumrah batin saya memaafkan. Karena senggolan tak sengaja yang terjadi dipintu keluar kereta ia demikian kesalnya, harusnya lumrah kejadian senggolan diarea public yang disesaki begitu banyak orang. Tapi ya sudahlah, mungkin karena ia muda dan sedang tak enak hati. Opps, ternyata perkiraan saya meleset. Dipintu keluar stasiun saya bertemu keributan kecil antara seorang bapak dengan ibu yang usianya tak lagi  muda. Juga karena sebab sepele yang mustinya tak patut dijadikan sebab keributan, ya, senggolan yang sepertinya tak disengaja oleh salah satu dari mereka.
Kalau kita saksikan berbagai peristiwa yang terjadi disekitar kita, baik dari media social, audio visual atau langsung on the spot, begitu mudahnya orang tersulut emosi, mudah sekali seseorang tersinggung karena hal-hal sepele dan tak penting.  Kemarahan yang disebabkan hal-hal sepele itulah salah satu penyebab STRES yang melanda seseorang.  Sehingga menyebabkan hilangnya  ketenangan dan kenyamanan  dalam hidup. Kalau sudah tak lagi tenang dan nyaman, maka SUKSESpun enggan mendekati kita.
Lalu mengapa kita begitu mudah tersulut emosi??? Tidak tua, tidak juga yang muda, bahkan anak yang masih belia juga  begitu mudah tersulut emosi.
Jawabannya adalah karena ALLAH SWT tidak ada dihati mereka, tidak ada disini (tunjuk dada Anda). Ah, tapi saya tidak pernah meninggalkan sholat 5 waktu kok, bahkan saya juga melaksanakan sholat-sholat sunnah lainnya. Saya sudah pergi haji, saya berangkat UMROH setiap bulan, mana mungkin Allah tak ada dihati.
Bisa jadi Anda rajin beribdah ini itu, melaksanakan sunnah ini itu, tapi itu ssemua Anda lakukan hanya sebagai penggugur kewajiban saja. Ibadah hanya sebagai kegiatan ritual saja. Pantas saja kalau Allah tak hadir dalam hati Anda.
Allah SWT tak hadir dihati karena kita tak mengenalnya dengan baik.
Mau tahu cirri-ciri orang yang mengenal Allah dengan baik??? Nih, beberapa cirri seorang hamba yang mengenal Allah SWT dengan baik:
1.       Tidak Mudah Marah
Sepanjang  hari ini berapa kali Anda marah??? (jawab dengan jujur ya), kita mulai dari bangun tidur, saat menjumpai putra-putri Anda tak juga bangun padahal subuh sudah bergeser semakin siang, atau suami (bagi perempuan) Anda tak segera memanaskan kendaraan padahal Anda sudah  nyaris terlambat berangkat kantor, atau baju dinas Anda belum disetrikakan istri Anda padahal pagi ini harus sampai dikantor lebih pagi.  Dan  sebab-sebab lainnya yang menyulut kemarahan Anda. Tak sedikit  dari kita yang mewarnai paginya dengan kemarahan-kemarahan. Keluar sedikit dari rumah ketemu kendala lagi, marah lagi. Di kantor bertemu rekan kerja yang mengesalkan, marah lagi.
Orang yang sering marah adalah ciri orang yang tak mengenal Tuhannya. Anda menjadi tak mudah menerima kesalahan orang lain.
Salah satu sifat Allah SWT adalah  Rahman dan Rahim (kasih dan sayang), maka orang yang mengenal Allah SWT adalah yang hatinya dipenuhi kasih dan sayang, yang tidak mudah marah karena sebab- sebab sepele.
2.       Tidak mudah Bersedih
Disatu kelas sseminar, saya menjumpai seorang gadis, usianya baru menjelang 28 tahun. Saya menatapnya tajam saat ia bertanya. Wajah cantiknya tertutup awan hitam kelam. Beliau jadi Nampak 15 tahun lebih dewasa dari usia sebenarnya. “setelah seminar ini selesai temui saya ya, saya akan menerapi mbak.” Kata saya demi melihat beban hidup yang memudarkan cahaya diwajahnya. Benar saja, saat sessi khusus itu sayamemperoleh jawaban dari kecurigaan saya. Sebab dari  kesedihannya yang berkepanjangan.  
Bahkan cahaya Allah enggan bersinar diwajah seseorang kalau kita terus menerus bersedih. RAHASIA SEORANG YANG MENGENAL ALLAH adalah yang selalu mengatakan:
“jangan takut dan jangan sedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”
Apa yang disedihkan padahal Allah telah menjamin hidup kita. Bagi orang yang hatinya dipenuhi dengan Allah SWT maka tak ada alasan untuk bersedih, kecuali sedih karena lalai terhadap perintah Allah. 

3.       Tidak mudah berkeluh Kesah
“aduh bayaran anak naik lagi….” Keluh seorang ibu disebuah forum pengajian kepada rekannya.
“ibu mending Cuma bayaran anak yang naik, aku parah lagi, suamiku baru aja kena PHK. Pusing jadinya.
Atau di status dijejaring social saya mendapati status:
“Tuhaaan.. berat nian hidupku, gaji pas-pasan, kebutuhan hidup gila-gilaan.”
Mengeluh tak akan menyelesaikan masalah, bahkan makin menjauhkan Allah dari hati kita. Kalau Allah sudah menjauh, bagaimana kebahagiaan akan mendekat???
Latihan ringan ini semoga bisa membantu Anda mengurangi keluh kesah:
Tetapkan sepuluh menit kedepan, mendelet (menghapus)  kata-kata dengan unsur keluh kesah dalam percakapan kita, seperti: aduuuuh, yaaaah, 
Jika anda berhasil melewatinya dalam sepuluh menit pertama itu, lanjutkanlah dengan 10 menit berikutnya, lanjutkan lagi dan lagi sampai Anda merasakan berkurangnya keluhan dari hari ke hari.

4.       Tak mudah menyalahkan keadaan
“Dolar naik lagiiiii… coba aku ga milih presiden yang ini,”
“hujan lagi.. hujan lagi, sepi deh jualannya.”
“gara-gara dia bisnisku hancur….”
“gara-gara suami/istri nih, urusan jadi kacau..”
Dan banyak lagi versi menyalahkan yang sering terlontar dari si tukang menyalahkan keadaan. Dimatanya penyebab kesialannya, ketidak beruntungannya adalah faktor diluar dirinya.
Jadi, kalau kita masih sering menyalahkan orang diluar diri kita, atau keadaan diluar kita maka itu artinya kita belum mengenal Allah SWT, yang memberikan beban kepada hambaNYA sesuai dengan kemapuan hambaNYA tersebut.
Buang keluh kesah dan segera sambut kehadiran ALLAH SWT dihati Anda.


Semoga bermanfaat
BE THE BEST PERSON

2 comments:

Terima kasih mb Nik Inspirasi subuh ini. Hehehehee...

Memang ya orang itu harus tetep dapet nasehat kalo seminggu aja hati ngga dapet nasehat rasanya kering, mungkin itu mengapa di dalam surat Al-Ashr di terangkan "saling menasehati dalam kesabaran, dalamm kebenaran dan sebagainya"

Dinanti artikel lainnya

Irman

Alhamdulillah..., Jazakumullah