Disuatu pagi yang sejuk, sebuah
pesan singkat yang tidak singkat masuk ke ponsel saya.
“mbak Niek, akhir-akhir ini saya merasa tidak bergairah menghadapi
hidup. Sepertinya Tuhan belum mau berpihak pada saya. Nasib baik masih enggan
menghampiri saya mbak. Sepuluh tahun saya merintis usaha, tapi sampai tahun
kesepuluh belum ada perubahan berarti dalam usaha saya, jalan ditempat.
Sementara teman-teman saya sudah jauh melesat. Apa yang harus saya lakukan
mbak?”
Dikesempatan
lain sebuah email dari salah satu pendengar saya di radio saya terima,
“Hidupku kacau banget mbak, hari-hari orangtuaku mendesakku untuk
menikah. Aku perempuan mbak, usiaku memasuki usia yang lumayan matang (46
tahun). Belum lagi cemoohan teman-teman kantor yang bilang, aku gak laku lah…
aku kena kutuk lah…aku dipagari lah, pokoknya gak enak sekali mbak. Itu baru
satu masalahku mbak, belum yang lainnya. Kadang aku benci dengan hidupku ini.
Apa yang bisa aku lakukan mbak. Mohon advicenya.”