“Maaf
bu, bapak ada rapat mendadak. Meeting hari ini ditunda.” Suara halus seorang
perempuan muda menyapa disebrang sana melalui sambungan smartphone. Lebut memang suaranya tapi tetap saja membuat hatiku
kesal dengan pembatalan mendadak ini.
Hanya tinggal beberapa menit saja
aku sampai Sarinah, tempat disepakatinya
meeting hari ini. Puluhan kilo meter aku tempuh untuk menepati janji dengan
relasi bisnisku, dengan ringannya dia membatalkan. Aku meruntuk dalam hati. Kesal
luar biasa. Kalau mau membatalkan kenapa tidak dari sebelum aku berangkat? Runtukku.
Dia kan tahu kantorku jauh dari pusat kota Jakarta. Aku menggerutu panjang
lebar. Aku memutar balik di bundaran HI dengan hati jengkel. Belum lagi
meninggalkan bundaran HI, tiba-tiba ku dengar suara DUAAR, seperti bunyi
petasan tapi lebih besar. Entahlah.
Beberapa menit kemudian dari
radio yang selalu menemaniku disepanjang
perjalanan, terjadi bom bunuh diri di seputaran Sarinah. Gusti, seketika aku
lemas. Penyiar menyebutkan sebuah restoran yang sedianya akan kami jadikan
tempat meeting dengan relasi ku, dijadikan tempat bersembunyinya teroris.
Terimakasi ya Allah…
Cerita dari sahabat mbak Niek
Terkadang seseorang tertimpa takdir yang menyakitkan
yang tidak disukai oleh dirinya, kemudian dia tidak bersabar, merasa sedih dan
mengira bahwa takdir tersebut adalah sebuah pukulan yang akan memusnahkan
setiap harapan hidup dan cita-citanya. Akan tetapi, sering kali kita melihat
dibalik keterputus-asaannya ternyata Allah memberikan kebaikan kepadanya dari
arah yang tidak pernah ia sangka-sangka.
Sebaliknya, berapa banyak pula kita melihat
seseorang yang berusaha dalam sesuatu yang kelihatannya baik, berjuang
mati-matian untuk mendapatkannya, tetapi yang terjadi adalah kebalikan dari apa
yang dia inginkan.
Seandainya kita mau merenung dan sedikit berfikir,
sungguh di setiap apa yang telah Allah takdirkan untuk hamba-hamba-Nya, di
dalamnya terdapat hikmah dan maslahat tertentu, baik ketika itu kita telah
mengetahui hikmah tersebut ataupun tidak. Demikian juga ketika Allah Ta’ala menimpakan
musibah kepada kita, maka kita wajib berprasangka baik kepada-Nya. Sudah
sepantasnya kita meyakini bahwa yang kita alami tersebut akan membawa kebaikan
bagi kita, baik untuk dunia kita maupun akhirat kita. Minimal dengan musibah
tersebut, sebagian dosa kita diampuni oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu, maka lihatlah
takdir ini dengan kacamata nikmat dan rahmat, dan bahwasanya Allah Ta’alabisa jadi memberikan kita nikmat ini karena
memang Dia sayang kepada kita.
Karena Allah Ta’ala pun telah berfirman,
و عسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وهُوَ خَيْرٌ لكَمْ وَعَسى أَنْ
تُحِبُّوْا شَيْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَ
“Bisa
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui.”(QS. Al Baqarah: 216)
Ketika sesuatu
terjadi tidak sesuai rencana kita, berprasangkalah baik kepada Allah SWT, DIA
tahu yang terbaik untuk kita.
Wallohu’a’lam
BE THE BEST PERSON
Nikmah Nursyam ( mbak Niek )
#sebabhidupharus bahagia
0 comments:
Posting Komentar