Jumat, 12 Agustus 2011

VELCRO vs TEFLON (SENI MENGELOLA PIKIRAN)

by Nikmah Nursyam

Disampaikan dalam acara The Power Of Life, Rabu 10 Agustus 2011 bersama mbak Niek
Sebagian anda mungkin masih asing dengan kata VELCRO, sementara untuk TEFLON saya yakin anda pasti mengenalnya dengan baik atau paling tidak pernah mendengarnya.
Menurut kamus bebas Wikipedia
 Velcro adalah peranti populer untuk mengikat dua sisi kain, pertama kali diciptakan pada tahun 1948 oleh teknik listrik George de Mestral. Ia mematenkannya pada tahun 1955 dan dibuat secara praktikal sampai diperkenalkan secara komersial pada akhir tahun 1950-an.
Kata Velcro adalah portmanteau dari dua kata Perancis velours dan crochet yang berarti "kait".

 

 Deskripsi

Velcro terdiri dari dua komponen: umumnya dua carik Velcro (bundar atau kotak) dijahit atau ditempelkan ke kain secara berlawanan. Komponen pertama memiliki pengait, sementara yang lainnya memiliki benang berkait dan sekilas seperti rambut. Ketika disatukan, benang akan mengait pada pengait – dan dua bagian tersebut menempel sementara. Ketika dipisahkan, dengan cara ditarik atau memotong, Velcro akan menghasilkan suara sobekan yang khas.
Velcro pertama dibuat dari kapas yang tidak praktis, yang lalu kemudian dirubah menjadi nilon dan poliester.
Agar lebih tergambar, saya sertakan gambar yang saya unggah dari internet.

 

            Pengait Velcro                                                benang velcro

      Penggunaan kiasan Velcro dan Teflon ini ditulis oleh Marci Shimoff dalam bukunya “ happy for no reason 7 steps to being happy from the inside out” untuk menggambarkan kerja pikiran positif dan negative. Seperti yang diungkapkan oleh seorang psikolog dan peneliti Dr. Rick Hanson bahwa “otak kita seperti Velcro terhadap hal-hal negative dan Teflon terhadap hal-hal positif” 
     Pengalaman-pengalaman kita yang negative melekat pada diri kita seperti Velcro-kuat, smentara pengalaman kita yang bersifat positif meluncur pergi dari diri kita seperti Teflon. Anda merasakannya bukan? Bahkan ini dikuatkan dengan hasil penelitian  bahwa diperlukan sejumlah besar pengalaman positif untuk mengatasi satu pengalaman negative! Wow.
Ambil satu contoh, misalkan ada 20 orang yang memuji anda mengatakan bahwa pekerjaan anda perfect ( anda senang bukan?), nah ketika pada saat yang bersamaan ada seorang saja yang tidak suka dengan hasil kerja anda dan bahkan sampai melecehkan hasil kerja anda. Mana yang lebih anda pikirkan? 20 orang yang memuji ataukah 1 orang yang menghujat?????
Kebanyakan kita, focus pada  yang 1 bukan yang 20…iya apa iya? Mengapa demikian? Psikolog Dr. John Cacioppo di University of Chicago melakukan penelitian  dengan mengukur kegiatan listrik pada bagian otak yang mengolah informasi pada subyek yang diteliti dengan menunjukkan 3 jenis gambar: 
1. Gambar yang membangkitkan perasaan positif ( mobil balap, makanan lezat ) 
2. Gambar yang membangkitkan perasaan negative ( gambar yang sangat mengerikan ) 
3. Gambar yang menampilkan perasaan netral( benda sehari-hari seperti gelas, mesin cuci ).
Hasilnya?! 
     Ternyata lonjakan dalam kegiatan listrik amat sangat tajam ketika orang melihat gambar yang menurut mereka negative. Hal-hal yang negative memang terbukti meninggalkan kesan yang jauh lebih besar pada otak.



0 comments: