“Dua puluh lima
tahun lalu, saya terkejut dengan informasi yang disampaikan dokter, payudara sebelah
kanan saya harus diangkat, TIDAK BISA DITAWAR. STADIUM 3 B.” Bu Dinda memulai kisahnya, saya
memperhatikannya dengan takjub. Diusianya yang sudah mulai senja, memasuki
kepala 6, BELIAU masih sangat segar seperti masih 40-an tahun.
Pertanyaan
pertama yang sempat terlontar dari bu Dinda adalah, MENGAPA SAYA ya ALLAH? Gaya
hidup saya sangat sehat……..saya berolahraga rutin…………..saya rajin kontrol ke
dokter……saya juga menjaga makanan saya. Begitulah protesnya pertama kali.
Beberapa hari airmatanya seperti tak pernah kering, dalam doa ia menangis,
dalam sujud juga tumpah airmatanya, bahkan dimeja makanpun sering tak bisa mengendalikan airmatanya yang
mengalir, sepertinya airmata itu tak lagi punya kendali untuk berhenti. Untuk
wanita yang belum menikah, kabar itu seperti petir disiang bolong. Nyaris
depresi memikirkan akan kehilangan salah satu simbol kebanggaan wanita.
Alhamdulillah
bu Dinda berhasil keluar dari peliknya pengalaman mengendalikan perasaan
negatifnya. Hingga kemudian ia kehilangan sebelah payudaranya dan menjalani
serangkaian proses penyembuhan yang tidak hanya menguras keuangan, melainkan
juga menguras mentalnya. Bukan hal mudah
keluar dari kondisi depresi karena menderita kanker. Telah banyak wanita yang
memilih depresi berkepanjangan, juga tidak sedikit yang memilih mengakhiri
hidupnya daripada harus menerima penyakit itu.
Sekali
lagi saya salut dan dengan senang hati membungkukkan badan saya untuk
penghormatan pada ketegaran dan kekuatan mentalnya. Betapa tidak 15 tahun
setelah pengangkatan sebelah payudaranya, beliau kembali dikejutkan oleh kabar
luar biasa lainnya. KANKER LEHER RAHIM. Dan pengangkatan rahim juga harus dilakukan. Tak cukup sampai disitu Allah SWT menguji ketegarannya, karena setahun kemudian payudara sebelahnyapun mengalami nasib yang sama.
Saya menarik nafas, rasanya sesak di dada mendengar kisah beliau. Hhhhffffff.
***
Apakah
reaksi anda bila mengalami kejadian seperti kasus bu Dinda?
Paling mudah adalah bereaksi
negatif, seperti yang sering kita lihat dan dengar disekitar kita. Menggugat
keadilan Tuhan, menyalahkan orang tua yang tidak memberikan informasi yang baik
pada anda, menyalahkan dokter atau rumah sakit, mengurung diri dan kemudian
depresi. Tidak hanya pada kasus penyakit-penyakit berat, bahkan sakit ringan
pun bisa membuat kita melakukan tindakan-tindakan negatif. Juga ketika berbagai peristiwa yang tak kita
inginkan terjadi; kehilangan orang yang kita sayangi misalnya, atau baru
mengalami perceraian yang menyakitkan, atau bahkan tertipu oleh rekan bisnis
kita dan peristiwa-peristiwa lainnya yang menguras emosi kita. Pilihan reaksi
yang paling mudah adalah reaksi-reaksi negatif.
Allah SWT akan senantiasa menurunkan berbagai masalah
(UJIAN) bagi kita hambaNYA, sebagai tanda kasih sayangNYA pada hambaNYA. Dan
kebebasan untuk memilih SIKAP diserahkan sepenuhnya pada kita hambaNYA. Anda
mau memilih reaksi NEGATIF atau memutuskan bereaksi POSITIF adalah hak Anda,
dan setiap PILIHAN keputusan ada konsekuensinya masing-masing. Maka pilihlah
reaksi yang akan membangun diri Anda menjadi lebih mulia, lebih berdaya dan
lebih bertaqwa. Walaupun akan terasa berat
dan berdarah-darah, namun akan indah pada akhirnya.
Mari
kita berlatih untuk bereaksi positif yang mendamaikan. Saya mengajak anda untuk
mengerjakan sebuah PROYEK PRIBADI selama 27 hari berturut-turut, anda bisa
sharingkan hasilnya pada saya melalui facebook: Nikmah Nursyam, juga twitter @nikmahnursyam (dengan menyertakan hastag #H4S) atau
dengarkan program sindo radio setiap rabu pagi 04.30-05.30 WIB.
PROYEK PRIBADI, saya menyebutnya GRATITUDE PROJECT ( PROYEK SYUKUR )
Siapkan
buku tulis khusus, boleh buku agenda atau buku notes, luangkan waktu 10-15
menit setiap harinya untuk menuliskan 3 hal baru yang Anda syukuri hari itu,
sekecil apapun nikmat yang anda dapatkan, misalkan bisa meneguk segelas air segar, bisa
anda tulis dalam buku anda. Tulis setiap hari, dan anda akan merasakan
manfaatnya.
Semoga bermanfaat
BE THE BEST PERSON
Jika artikel ini menurut Anda bermanfaat, mohon berkenan membagikannya pada sahabat atau kerabat Anda melalui jejaring sosial berikut
0 comments:
Posting Komentar