“petok…petoook…petoook…” suara
ayam betina membahana. Sepertinya dekat
sekali kedengarannya. Aku yang di kamar belakang saja dapat mendengar suaranya
dengan jelas, seakan ia ada diruang tamu rumah kami. Wah, aku jadi terperanjat
sendiri dengan pemikiranku barusan. Jangan-jangan ayam itu memang ada di ruang
tamu rumah kami. Mengingat rumah kami yang tak pernah ditutup sejak setelah
shubuh sampai menjelang maghrib, juga tak dipagar besi layaknya rumah-rumah
tetangga. Jadi sangat mungkin dimasuki berbagai jenis binatang, termasuk ayam
barangkali. Aku tergesa-gesa keluar menuju ruang tamu.
“Alhamdulillah…” ucapku lega demi
tak melihat seekorpun binatang diruang tamu. Namun selintas aku lihat seekor
ayam betina baru saja melompat keluar dari teras rumahku disertai pasangannya,
si ayam jago. Aku mendadak curiga, wah jangan-jangan ayam-ayam itu merusak
tanaman hiasku. Kembali aku suuzhon pada ayam. Aku kini keluar memeriksa taman
kecil didepan rumah, memastikan keamanan tanaman hias ditaman itu. Aku
mengamati dan memeriksa dengan detail, bagian manakah yang kira-kira
memungkinkan dijamah oleh para ayam. Sepertinya aman-aman saja.
***
”Petok…. Petok….
Petooook….” Haah, aku dikagetkan lagi oleh suara membahana itu lagi. Aku
penasaran. Aku lari kedepan, kearah sumber suara. O ow, rupanya ayam betina
yang kemaren lagi baru melompat dari taman mungilku. Aku benar-benar penasaran,
tapi tak ada yang rusak dari tatanan taman ini. Batinku. Aku mulai mencari
kalau-kalau ada yang aneh terjadi di taman. Dan benar saja, di pot keramik yang
belum ditanami bunga tergeletak 2 butir telur ayam. O Ow, rupanya ayam betina
itu bertelur di pot itu.
Esok hari, dan esoknya lagi
sampai lima belas hari kemudian, ayam betina bukan milikku itu setiap pagi
berkotek setelah bertelur di pot tamanku.
***
Sahabat pembaca yang The Best,
perhatikanlah kisah ayam betina tadi. Mengapa ia bertelur di taman kami?
Mengapa ia tak duduk manis di kandangnya sendiri yang telah disiapkan oleh pemiliknya. Saya
mengistilahkan dengan rizki yang diantar. Walaupun kemudian kami mengantarnya
pulang pada pemiliknya.
Kita sering ngoyo mengejar-ngejar
rizki kita, hingga kita melupakan Sang pemberi Rizki itu sendiri, Allah SWT.
Padahal Allah sudah siapkan cara yang demikian cerdas yang bisa kita lakukan
hingga kita tidak lagi susah payah mengejar rizki, melainkan rizki yang
mengejar kita. Ayam betina itu mencari tempat yang dia rasa cocok untuk
dijadikan tempat bertelur, tempat yang nyaman, mudah dijangkau dan tentunya
cukup besarnya untuk tubuhnya dan calon anak-anaknya. Dan rumah kami masuk
dalam kualifikasi nyaman, mudah dijangkau dan tersedia tempat yang cocok
untuknya. Ayam mengantarkan “rizki”nya pada kami.
Pasti kebanyakan orang ingin
diberi rizki melimpah dan didapat dengan tanpa susah payah, bahkan diantar
pula. Tak harus mengejar-ngejar. Sudah ngos ngosan, eh ga dapat juga ;)
Wah Anda mau juga kan??? Saya juga mau kok. Namun kita lupa untuk memantaskan wadah kita. Kita lupa meluaskan wadah kita. Yang kita lakukan selama ini justru cenderung mempersempit wadah kita. Perbesar wadah Anda, sehingga Allah malu untuk memberikan sedikit dalam wadah kita.
Semoga Bermanfaat
Be The BEST PERSON
Jika artikel ini anda rasa bermanfaat, silahkan dishare melalui media-media sosial berikut::
Wah Anda mau juga kan??? Saya juga mau kok. Namun kita lupa untuk memantaskan wadah kita. Kita lupa meluaskan wadah kita. Yang kita lakukan selama ini justru cenderung mempersempit wadah kita. Perbesar wadah Anda, sehingga Allah malu untuk memberikan sedikit dalam wadah kita.
Semoga Bermanfaat
Be The BEST PERSON
Jika artikel ini anda rasa bermanfaat, silahkan dishare melalui media-media sosial berikut::
0 comments:
Posting Komentar