Senin, 18 November 2013

RIZQI YANG DIANTAR


      “petok…petoook…petoook…” suara ayam betina membahana. Sepertinya  dekat sekali kedengarannya. Aku yang di kamar belakang saja dapat mendengar suaranya dengan jelas, seakan ia ada diruang tamu rumah kami. Wah, aku jadi terperanjat sendiri dengan pemikiranku barusan. Jangan-jangan ayam itu memang ada di ruang tamu rumah kami. Mengingat rumah kami yang tak pernah ditutup sejak setelah shubuh sampai menjelang maghrib, juga tak dipagar besi layaknya rumah-rumah tetangga. Jadi sangat mungkin dimasuki berbagai jenis binatang, termasuk ayam barangkali. Aku tergesa-gesa keluar menuju ruang tamu.


“Alhamdulillah…” ucapku lega demi tak melihat seekorpun binatang diruang tamu. Namun selintas aku lihat seekor ayam betina baru saja melompat keluar dari teras rumahku disertai pasangannya, si ayam jago. Aku mendadak curiga, wah jangan-jangan ayam-ayam itu merusak tanaman hiasku. Kembali aku suuzhon pada ayam. Aku kini keluar memeriksa taman kecil didepan rumah, memastikan keamanan tanaman hias ditaman itu. Aku mengamati dan memeriksa dengan detail, bagian manakah yang kira-kira memungkinkan dijamah oleh para ayam. Sepertinya aman-aman saja.
***
”Petok…. Petok…. Petooook….” Haah, aku dikagetkan lagi oleh suara membahana itu lagi. Aku penasaran. Aku lari kedepan, kearah sumber suara. O ow, rupanya ayam betina yang kemaren lagi baru melompat dari taman mungilku. Aku benar-benar penasaran, tapi tak ada yang rusak dari tatanan taman ini. Batinku. Aku mulai mencari kalau-kalau ada yang aneh terjadi di taman. Dan benar saja, di pot keramik yang belum ditanami bunga tergeletak 2 butir telur ayam. O Ow, rupanya ayam betina itu bertelur di pot itu.

Esok hari, dan esoknya lagi sampai lima belas hari kemudian, ayam betina bukan milikku itu setiap pagi berkotek setelah bertelur di pot tamanku.
***
Sahabat pembaca yang The Best, perhatikanlah kisah ayam betina tadi. Mengapa ia bertelur di taman kami? Mengapa ia tak duduk manis di kandangnya sendiri  yang telah disiapkan oleh pemiliknya. Saya mengistilahkan dengan rizki yang diantar. Walaupun kemudian kami mengantarnya pulang pada pemiliknya.
Kita sering ngoyo mengejar-ngejar rizki kita, hingga kita melupakan Sang pemberi Rizki itu sendiri, Allah SWT. Padahal Allah sudah siapkan cara yang demikian cerdas yang bisa kita lakukan hingga kita tidak lagi susah payah mengejar rizki, melainkan rizki yang mengejar kita. Ayam betina itu mencari tempat yang dia rasa cocok untuk dijadikan tempat bertelur, tempat yang nyaman, mudah dijangkau dan tentunya cukup besarnya untuk tubuhnya dan calon anak-anaknya. Dan rumah kami masuk dalam kualifikasi nyaman, mudah dijangkau dan tersedia tempat yang cocok untuknya. Ayam mengantarkan “rizki”nya pada kami.
     Pasti kebanyakan orang ingin diberi rizki melimpah dan didapat dengan tanpa susah payah, bahkan diantar pula. Tak harus mengejar-ngejar. Sudah ngos ngosan, eh ga dapat juga ;)
Wah Anda mau juga kan??? Saya juga mau kok.  Namun kita lupa untuk memantaskan wadah kita. Kita lupa meluaskan wadah kita. Yang kita lakukan selama ini justru cenderung mempersempit wadah kita. Perbesar wadah Anda, sehingga Allah malu untuk memberikan sedikit dalam wadah kita.

Semoga Bermanfaat

Be The BEST PERSON

Jika artikel ini anda rasa bermanfaat, silahkan dishare melalui media-media sosial berikut::

0 comments: